Internalisasi Pengetahuan dalam Sistem Manajemen E-learning
Perkembangan alat berbasis teknologi, informasi, dan komunikasi, (TIK) telah membuat pembelajaran menjadi lebih mudah. Manajemen pengetahuan menyediakan proses yang sistematis untuk membantu penemuan, transfer, dan penerapan dari ilmu pengetahuan di institusi pendidikan.
Dalam beberapa tahun terakhir, sistem manajemen e-learning (eLMS) telah muncul sebagai alat pendidikan yang dapat digunakan ketika sesoerang ingin mengembangkan lingkungan belajar berbasis TIK. Hal tersebut yang membuat Rowley menyatakan eLMS telah menjadi tahapan yang penting dalam pengembangan sistem Manajemen Pengetahuan.
e-Learning telah menjadi bagian integral dari pendidikan modern karena menawarkan beragam cara bagi siswa untuk mengakses informasi dan pengetahuan baru. Istilah "e-Learning" mengacu pada pembelajaran melalui jaringan elektronik melalui Internet, yang menghubungkan orang-orang yang terlibat di dnia pendidikan seperti dosen dan mahasiswa. Hal ini sudah cukup sebagai bukti bahwa eLMS memiliki dampak penting pada institusi pendidikan.
Manajemen Pengetahuan dapat diartikan sebagai seni mengembangkan aset ilmu pengetahuan seperti penemuan, petukaran, pengambilan, dan penyetaraan pengetahuan yang berharga untuk sebuah organisasi demi memperbaiki "karyawan" yang bekerja di dalamnya. Ada 2 hal yang sering dibicarakan ketika seseorang membahas mengenai Manajemen Pengetahuan, yaitu tacit knowledge (didapat dari pengalaman) dan explicit knowledge (pengetahuan umum). Hubungan keduanya dapat dilihat pada gambar berikut:
Jurnal yang saat ini sedang saya review mendapatkan data melalui survei kuantiatif untuk mengetahui dampak dari sistem manajemen e-learning pada siswa siswi di Iraq. Pengambilan data dilakukan pada Februari 2019 dengan menyebarkan survei berisi 11 pertanyaan dengan pilihan jawaban 5 skala likert seperti yang terlihat pada gambar berikut:
Data kemudian diolah dengan software SPSS dan didapatkan angka rata-rata yaitu 3,39 dengan standar deviasi 0,62 yang menunjukkan bahwa kebanyakan siswa memandang sistem manajemen e-learning adalah sesuatu yang biasa saja, tidak terlalu baik dan tidak terlalu buruk. Hasil ini juga menunjukkan kalau siswa siswi di Iraq tetap perlu tenaga pengajar untuk membantunya belajar, tidak semuanya bisa diserahkan pada e-Learning.
Kesimpulannya, penelitian ini telah mengungkapkan bahwa TIK dapat digunakan untuk membuat, menyimpan, dan berbagi tacit knowledge dan explicit knowledge. Melalui eLMS, dosen dan mahasiswa terhubung dalam lingkungan daring yang memungkinkan mereka untuk saling berbagi ilmu. Ketika seluruh komponen sudah siap, sistem ini nantinya bisa meningkatkan keterampilan kolaborasi dan interaksi antar mahasiswa.
Sumber:
Muhisn, Z. A. A., Ahmad, M., Omar, M., & Muhisn, S. A. (2020). Knowledge internalization in e-learning management system. Telkomnika (Telecommunication Comput. Electron. Control, 18(3), 1361-1367.
Komentar
Posting Komentar