Review#4: Business Process Reengineering in Supply Chain

Judul:
Rekayasa Ulang Proses Bisnis Terminal Mobil Maritim: Dari Simpul Antarmodal Masuk ke Keluar dalam Logsitik Kendaraan Jadi

Industri otomotif terkenal sebagai industri yang fluktuatif, maksudnya sering kali industri ini terkena dampak dari hal-hal yang terjadi di seluruh dunia. Krisi keuangan global adalah salah satu yang bisa berdapak pada lesunya industri mobil. Fluktiatifnya industri mobil juga memberikan dampak bagi terminal antarmoda karena mereka secara langsung bergantung pada permintaan dan penawaran dari logistik kendaraan jadi (finished vehicle logistics/FVL). Setiap pabrik produksi mobil biasanya menggunakan rantai logistik yang sudah dipersonalisasi sesuai kebutuhan mereka. Secara teoritis, rantai FVL harus pendek, ramping, dan gesit serta menyediakan semua layanan yang diperlukan oleh industri otomotif maupun konsumen.

Semua layanan yang diminta di FVL diatur dalam node logistik tertentu yang tujuannya adalah diatur dapat lebih dekat ke titik produksi atau konsumen akhir.  Akibatnya, terminal mobil untuk arus masuk atau keluar mobil baru mungkin sangat berbeda antar perusahaan otomotif.

Orientasi utama dari studi ini adalah untuk memberikan gambaran tentang keputusan strategis dan taktis yang diambil oleh manajemen terminal mobil ketika arus kargo secara signifikan mengubah arah, kuantitas, nilai dan cakupan layanan tambahan. Selain itu, penelitian ini memberikan gambaran umum tentang rekayasa ulang proses di terminal mobil maritim. Hasil penelitian dalam beberapa tahun terakhir diantaranya:
  • Arus masuk dan keluar mobil membutuhkan proses yang berbeda dan waktu yang berbeda
  • Arus masuk menggunakan terminal mobil maritim dan teknologi pengiriman mobil melalui sarana transportasi jalan raya lebih disukai
  • Arus keluar lebih kompleks dan sulit untuk dikelola, maka menajamen memerlukan proses BPR
Objek penelitian ini adalah Pelabuhan Koper yang sejauh ini memiliki track record sebagaimana yang terlihat pada grafik-grafik berikut:


Dari data tersebut, manajemen bisa mengambil beberapa hal untuk menentukan proses BPR yang akan dilakukan, yaitu:
  • Gerbong menghabiskan lebih banyak waktu menunggu logistik keluar karena operator kereta api ingin menghindari kereta pergi dan pulang dalam keadaan kosong
  • Seringkali truk kosong harus ditempatkan di Koper, menyebabkan kemacetan yang lebih tinggi di terminal truk karena kedatangan untuk mengambil logistik yang dipesan tidak selalu tepat waktu
  • Cakupan pasar yang tinggi menyebabkan tingkat kedatangan semakin acak dan sulit diprediksi
  • Volume mobil yang tinggi yang berangkat dengan truk menyebabkan kebutuhan akan ruang yang lebih besar
Beberapa keputusan stratgis dan operasional manajemen melaui beberapa proses penting seperti:
  • Seringkali mobil tiba ke dalam sistem dengan truk dan kereta api untuk dimuat ke kapal memerlukan durasi tertentu
  • Pengiriman mobil ke bengkel dapat dilakukan dalam langkah waktu yang berbeda (seperti pada Gbr. 4),
  • Shunting internal mobil servis dari bengkel dapat dilakukan dalam periode waktu yang berbeda
  • Proses pra-pemuatan mencakup jumlah mobil yang lebih banyak membutuhkan infratruktur lebih banyak juga
  • Pemuatan ke kapal membutuhkan lebih banyak waktu dan lebih banyak tenaga kerja dibandingkan dengan proses pembongkaran, ini menyebabkan sistem lebih lama tinggal di kapal
Kesimpulannya, studi ini memberikan gambaran singkat tentang pengelolaan proses di terminal mobil maritim. Melalui penelitian ini, ditemukan bahwa aliran masuk dan keluar mobil memerlukan alur dan waktu yang berbeda. Berdasarkan studi pelabuhan Koper, pengorganisasian terminal mobil merupakan proses yang kompleks dan pastinya mendapat tekanan yang lebih tinggi. Penelitian ini juga menegaskan bahwa manajemen terminal perlu menerapkan model BPR saat berganti dari simpul inbound ke outbound. Atas dasar ini, dirancanglah model BPR untuk terminal mobil. Model BPR dapat digunakan di semua terminal mobil utama, meskipun infrastruktur dan tata letak terminal yang digunakan berbeda-beda. Hal ini membuat model yang disajikan juga dapat digunakan untuk berbagai terminal mobil di beberapa tempat lainnya.

Sumber:
Beškovnik, B., & Zanne, M. (2018). Business process re-engineering of a maritime car terminal: changing from inbound to outbound intermodal node in finished vehicle logistics (FVL). Polish Maritime Research.

Komentar